Selasa, 18 Oktober 2016

Menu Kebun Labasan

Daun Gebog, Daun Kondang, bayam potong, kangkung, lele pecak dan lele goreng. Sambal matah menjadi tambahan yg pas. 


Ini menu khasnya orang Jawa Barat. Gak salah memang. Penjaga Kebun Labasan adalah Pak Trisno, berasal dari Majenang bersuku Sunda. Sambal pedas dan lalaban adalah khas makanan harian kami saat ngebon di Labasan.


Ini alumni IPB yg tinggal di Jogja. Pada hari Minggu 2 Oktober 2016, kami berkumpul di Kebun Labasan. Keceriaan anak-anak bermain lumpur di kolam dan solokan air irigasi menjadi hiburan tersendiri. Cooking class membuat mozarella oleh Chandra, lulusan Fapet 39, juga menjadikan pertemuan ini berkesan khusus. 

Kebun Martani Labasan


Idenya sederhana. Kita ingin memahami petani dan proses pertanian lebih baik. Tidak sebatas teori, tapi prakteknya seperti apa. Ibarat ingin merasakan puasanya orang yg lapar, maka kita diharuskan berpuasa berpantang untuk satu alasan dan kepercayaan tertentu.

Diawali dari sekumpulan alumni sebuah sekolah pertanian di Bogor yg saat ini sudah hijrah ke Jogjakarta. Pada Februari 2016, kami berkumpul membawa keluarga. Pot Luck. Masing-masing membawa makanan untuk dimakan di kebun.

Sampai Oktober 2016, wajah Kebun Martani Labasan berubah banyak. Dan kami terus belajar bagaimana memperbaiki diri agar bisa mengajak publik memahami petani dan pertaniannya.

Gambar 1, gambar padi bukan gambar sawah di Labasan. Dipajang untuk memicu kita semua tentang indahnya bulir padi menguning.